Nama : M. Armand Giovani
NRP : 5025211054
Kelas : PPL A
Komponen Desain Sistem
Load Balancer
Load balancer adalah perangkat keras atau perangkat lunak yang berfungsi untuk mendistribusikan beban kerja atau lalu lintas jaringan ke beberapa server atau sumber daya komputasi secara merata. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kinerja, keandalan, dan ketersediaan aplikasi atau layanan.
Fungsi dan Manfaat Load Balancer
- Distribusi Beban Kerja: Load balancer mendistribusikan permintaan dari pengguna ke beberapa server berdasarkan berbagai algoritma seperti round-robin, least connections, atau IP hash, sehingga tidak ada server yang terbebani secara berlebihan.
- Meningkatkan Kinerja: Dengan mendistribusikan permintaan secara merata, load balancer membantu mengurangi waktu respons dan mempercepat akses ke aplikasi.
- Keandalan dan Ketersediaan: Load balancer dapat mendeteksi server yang bermasalah dan mengalihkan lalu lintas ke server lain yang berfungsi, memastikan layanan tetap tersedia meskipun ada server yang down.
- Skalabilitas: Load balancer memungkinkan penambahan server baru tanpa mengganggu layanan yang sedang berjalan, penting untuk aplikasi yang terus berkembang.
- Keamanan: Load balancer dapat meningkatkan keamanan dengan menyembunyikan IP asli dari server, melindungi mereka dari serangan langsung.
Jenis-Jenis Load Balancer
- Layer 4 Load Balancer
Layer 4 Load Balancer beroperasi pada lapisan transport (Transport Layer) dari model OSI, yaitu pada protokol TCP/UDP. Mereka mendistribusikan lalu lintas berdasarkan informasi jaringan seperti alamat IP sumber dan tujuan serta nomor port.
- Keunggulan:
- Kinerja lebih tinggi karena tidak perlu memeriksa isi paket.
- Latensi rendah karena proses yang sederhana.
- Efisiensi tinggi dalam penggunaan sumber daya.
- Kekurangan:
- Kurang fleksibel dalam routing berbasis konten.
- Tidak dapat melakukan manipulasi atau inspeksi lalu lintas berbasis aplikasi.
- Layer 7 Load Balancer
Layer 7 Load Balancer beroperasi pada lapisan aplikasi (Application Layer) dari model OSI, yaitu pada protokol HTTP/HTTPS. Mereka mendistribusikan lalu lintas berdasarkan isi paket aplikasi, seperti URL, header HTTP, atau data sesi.
- Keunggulan:
- Routing berbasis konten yang lebih canggih.
- Dapat melakukan inspeksi dan manipulasi lalu lintas HTTP/HTTPS.
- Mendukung fitur seperti autentikasi, SSL termination, dan caching.
- Kekurangan:
- Kinerja lebih rendah dibandingkan Layer 4 karena membutuhkan lebih banyak pemrosesan.
- Latensi lebih tinggi karena proses inspeksi paket.
- Global Load Balancer
Global Load Balancer mendistribusikan lalu lintas ke beberapa pusat data yang tersebar secara geografis, dirancang untuk aplikasi global yang membutuhkan redundansi dan kinerja tinggi di berbagai lokasi.
- Keunggulan:
- Ketersediaan dan keandalan tinggi di berbagai lokasi.
- Optimisasi lalu lintas berdasarkan lokasi geografis pengguna.
- Redundansi global dan kemampuan failover otomatis.
- Kekurangan:
- Kompleksitas implementasi dan manajemen.
- Biaya yang lebih tinggi.
- Application Load Balancer (ALB)
Application Load Balancer adalah jenis khusus dari Layer 7 Load Balancer yang dirancang untuk menangani lalu lintas aplikasi berbasis HTTP/HTTPS, menawarkan fitur-fitur canggih untuk mendukung aplikasi modern yang sering terdiri dari berbagai layanan mikro (microservices).
- Keunggulan:
- Mendukung aplikasi modern dengan berbagai layanan mikro.
- Dapat mengarahkan lalu lintas berdasarkan host, path, dan header HTTP.
- Mendukung fitur SSL termination dan HTTP/2.
- Kekurangan:
- Kinerja lebih rendah dibandingkan Layer 4 karena pemrosesan yang lebih intensif.
- Memerlukan lebih banyak konfigurasi dan pengelolaan.
Cara Kerja Load Balancer
Cara kerja load balancer bervariasi tergantung pada jenis dan algoritma yang digunakan, tetapi umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Menerima Permintaan: Load balancer menerima permintaan dari klien (pengguna atau aplikasi lain).
- Menentukan Server Tujuan: Load balancer menggunakan algoritma untuk memilih server tujuan, seperti round-robin, least connections, atau IP hash.
- Meneruskan Permintaan: Load balancer meneruskan permintaan ke server yang dipilih, yang kemudian memproses permintaan dan mengirimkan respons kembali melalui load balancer.
- Monitoring dan Failover: Load balancer terus memantau kesehatan server di belakangnya. Jika ada server yang gagal, load balancer akan menghapus server tersebut dari daftar dan mengalihkan lalu lintas ke server lain yang aktif.
Komentar
Posting Komentar